Sinonim adalah suatu kata yang memiliki bentuk yang
berbeda namun memiliki arti atau pengertian yang sama atau mirip.
Sinomin bisa disebut juga dengan persamaan kata atau padanan kata.
Contoh:
Antonim adalah suatu kata yang artinya berlawanan satu sama lain. Antonim disebut juga dengan lawan kata. Contoh:
- keras x lembek
- naik x turun
- kaya x miskin
- surga x neraka
- laki-laki x perempuan
- atas x bawah
Homonim adalah suatu kata yang memiliki makna yang berbeda tetapi lafal atau ejaan sama. Jika lafalnya sama disebut homograf, namun jika yang sama adalah ejaannya maka disebut homofon. Contoh:
- Amplop (homofon)
- Untuk mengirim surat untuk bapak presiden kita harus menggunakan amplop (amplop = amplop surat biasa)
- Agar bisa diterima menjadi pns ia memberi amplop kepada para pejabat (amplop = sogokan atau uang pelicin)
- Bisa (homofon)
- Bu kadir bisa memainkan gitar dengan kakinya (bisa = mampu)
- Bisa ular itu ditampung ke dalam bejana untuk diteliti (bisa = racun)
- Masa dengan Massa (homograf)
- Guci itu adalah peninggalan masa kerajaan kutai (masa = waktu)
- Kasus tabrakan yang menghebohkan itu dimuat di media massa (massa = masyarakat umum)
HOMONIM
a. | bisa | : dapat |
bisa | : racun | |
b. | buku | : ruas |
buku | : kitab | |
c. | salak | : nama buah |
salak | : bunyi gonggongan anjing | |
c. | bulan | : waktu 30 hari |
bulan | : nama satelit bumi | |
d. | genting | : gawat |
genting | : benda penutup atap rumah | |
e. | malam | : nama waktu lawannya siang |
malam | : nama zat bahan membatik |
HOMOGRAF
a. | apel (lafal e seperti pada teh) | : upacara |
apel (lafal e seperti pada teman) | : nama buah | |
b. | seminar (lafal e seperti pada teman) | : bersinar-sinar |
seminar (lafal e seperti pada sate) | : pertemuan ilmiah |
c. | teras (kayu) lafal e seperti pada tebu) | : inti kayu |
teras (rumah) lafal e seperti pada sate | : bagian depan rumah (beranda) |
HOMOFON
a. | sangsi | : ragu-ragu |
sanksi | : hukuman | |
b. | bank | : tempat menanbung |
c. | bang hak | : panggilan untuk orang laki-laki
: hak (sepatu) : hak (asasi) |
Polisemi adalah kata-kata yang memiliki makna atau
arti lebih dari satu karena adanya banyak komponen konsep dalam
pemaknaan suatu kata. Satu kata seperti kata "kepala" dapat diartikan
bermacam-macam walaupun arti utama kepala adalah bagian tubuh manusia
yang ada di atas leher. Contoh:
- Guru yang dulunya pernah menderita cacat mental itu sekarang menjadi kepala sekolah smp kroto emas. (kepala bermakna pemimpin).
- Kepala anak kecil itu besar sekali karena terkena penyakit hidrosepalus. (kepala berarti bagian tubuh manusia yang ada di atas).
- Tiap kepala harus membayar upeti sekodi tiwul kepada ki joko cempreng. (kepala berarti individu).
- Pak Sukatro membuat kepala surat untuk pengumuman di laptop eee pc yang baru dibelinya di mangga satu. (kepala berarti bagian dari surat).
Hipernim adalah kata-kata yang mewakili banyak kata
lain. Kata hipernim dapat menjadi kata umum dari penyebutan kata-kata
lainnya. Sedangkan hiponim adalah kata-kata yang
terwakili artinya oleh kata hipernim. Umumnya kata-kata hipernim adalah
suatu kategori dan hiponim merupakan anggota dari kata hipernim. Contoh :
- Hipernim : Hantu. Hiponim : Pocong, kantong wewe, sundel bolong, kuntilanak, pastur buntung, tuyul, genderuwo, suster ngesot, dan lain-lain.
- Hipernim : Ikan. Hiponim : Lumba-lumba, tenggiri, hiu, betok, mujaer, sepat, cere, gapih singapur, teri, sarden, pari, mas, nila, dan sebagainya.
- Hipernim : Odol. Hiponim : Pepsodent, ciptadent, siwak f, kodomo, smile up, close up, maxam, formula, sensodyne, dll.
- Hipernim : Kue. Hiponim : Bolu, apem, nastar nenas, biskuit, bika ambon, serabi, tete, cucur, lapis, bolu kukus, bronis, sus, dsb.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar